Wednesday 17 August 2011

Pa'Piong Makanan Khas Tana Toraja

Pa'Piong, makanan khasnya Orang Toraja, yaitu daging (biasanya daging babi) yang dibumbui dan dicampur dengan daun miyana lalu dimasukkan ke dalam bambu dan di bakar. Quite exotic, right?

Pertama kali saya mencicipi Pa'Piong itu waktu saya pergi melihat "pesta" nya orang Toraja, yaitu pesta pemakaman. Di pesta pemakaman ini ada beberapa kerbau dan babi yang disembelih untuk disajikan ke para tamu.

Saya lihat sendiri waktu babi babi itu disembelih. Selang 20 menit setelah penyembelihan, salah satu anggota keluarga penyelenggara pesta membawa bambu panjang yang panjangnya sekitar 30cm.

Lalu sambil duduk di samping saya, dia taruh sebakul nasi panas yang masih mengepul di depan saya. Dengan menggunakan sebatang lidi dia mengorek keluar isi bambu itu ke atas sebuah piring besar.

Ternyata isinya daging dari babi yang tadi disembelih, ini namanya Pa'Piong Bai (Pa'Piong dengan daging babi). Campuran bumbu dan daun daun itu membuat warna makanannya agak gelap kehitam hitaman.

Jujur, warna dan tampangnya sih kurang menggairahkan buat saya. Tapi setelah coba dua cicip, ternyata enak juga.

Warning buat yang tidak bisa makan pedas pedas. Salah satu campuran bumbu Pa'Piong adalah cabe. Pa'Piong biasanya bisa pedas sekali.

Kalau pesan Pa'Piong di restaurant biasanya harus "pre-order" dulu, sebab butuh persiapan dan waktu yang lama untuk memasaknya.

Pa'Piong di restaurant restaurant juga biasanya lebih mahal daripada yang di warung warung. Kalau di warung satu porsi Rp 15,000, tapi kalau di restaurant bisa Rp 40,000.

Sunday 7 August 2011

Up for Some Extreme Foods in Tentena?

Buku panduan Lonely Planet untuk Indonesia, 2010 Edition, menobatkan Tentena sebagai rajanya makanan aneh di Sulawesi. Hmm... emang seaneh apa sih makanan di Tentena?

Ternyata sebagian besar makanannya agak ngeri-ngeri, contohnya:

1. Daging Kelelawar

Orang lokal menyebutnya Paniki. Katanya daging kelelawar itu sangat enak dan penuh gizi, soalnya kelelawar itu adalah 100% pemakan buah-buahan. Mereka juga percaya bahwa makan Paniki bagus sekali untuk orang yang mempunyai masalah pernafasan. Bagian favourite saya yaitu sayap Batmannya. Hehehe alot elastis gak jelas gitu teskturnya.

2. Daging Ular

Wah kalau yang ini sih setelah saya coba, langsung ketagihan. Soalnya, dagingnya bener-bener mirip sama seafood. Hehehe maklumlah sayakan pecinta seafood. Dagingnya benar-benar putih bersih, katanya sih kolesterolnya rendah sekali karena semua fat nya berkumpul di bagian perut si ular saja. Dagingnya kaya gizi soalnya si ular tidak mau makan binatang mati, makanannya adalah binatang hidup yang dilahap bulat-bulat oleh si ular. Oh ya, ular yang dimakan di Tentena itu kebanyakan adalah sejenis Ular Phyton. Enaaak banget apalagi kalau digoreng tepung. Aduhai... lidahku meleleh.

3. Daging Anjing

Kode orang lokal untuk daging anjing adalah RW (baca: er-weh). Jujur, kalau yang ini sih udah crossed my line. Jadi yang ini saya gak sentuh sama sekali, jadi ga tau rasanya. Soalnya saya pernah punya banyak anjing piaraan sih. Kan ga tega :-(

4. Daging Tikus Hutan

Aduh mak... kalau yang ini sih juga udah gak masuk hitungan deh. Nyali saya masih belum ada buat nyobain daging tikus. I hate rats! Yuck! Maybe next time?

5. Daging Belut

Kalau yang ini sih terbilang normal buat saya. Soalnya saya suka banget sama yang namanya daging ikan belut. Enak! Rasanya seperti Lele Jumbo. Digoreng terus dimakan sama acar Dhabu-Dhabu ajah udah enaaaak banget!

Friday 5 August 2011

Indonesiaku Cantik Juga

Saya baru selesai ber-backpacking ria di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi selama 5 minggu. Wow, ternyata Indonesia exceeds my expectation.

Rupa-rupanya negri ini cantik juga, hehe jadi bangga rasanya. Dalam hati saya bilang pada diri sendiri "ternyata banyak juga ya tempat-tempat keren kayak begini di Indonesia".

Salah satu yang paling berkesan buat saya dari perjalanan ini adalah Ijen Crater atau Kawah Ijen. Kawah Ijen ini letaknya di dekat Banyuwangi, Jawa Timur.

Pertama kali saya mengenal tentang Kawah Ijen adalah dari karya photographer ternama Amerika, James Nachtwey. Beliau membuat documentary photos tentang sulphur miners di daerah Ijen. Kalau melihat hasil jepretan beliau, saya seperti ingin nangis di tempat karena saking bagusnya.

Karena melihat foto-foto inilah, akhirnya saya bertekad untuk melihat Kawah Ijen dengan mata kepala sendiri. Ternyata Ijen lebih cantik lagi dipandang dengan mata kepala sendiri. Aduhai... aku jadi jatuh cinta.

Jawa Tengah dan Sulawesi juga tidak kalah cantik sama Jawa Timur. Tapi setiap tempat yang saya kunjungi punya charm-nya masing-masing. Saya pikir Indonesia patut diexplore lebih banyak lagi.

Tuesday 2 August 2011

Bus Tana Toraja Jemput Penumpang dan... Babi

Tana Toraja adalah sebuah daerah di Sulawesi Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Daging babi adalah salah satu daging favorit penduduk Tana Toraja untuk dikonsumsi. Jadi tidaklah heran kalau perternakan babi mudah ditemui di desa-desa di sekeliling Tana Toraja.

Waktu saya naik bus umum dari Rantepao ke Batutumonga, ada kejadian antik yang saya tidak pernah lihat sebelumnya. Bus umum yang saya naik bukan bus besar, tapi lebih mirip mini bus. Bus itu banyak berhenti di tengah jalan untuk menjemput penumpang-penumpang lokal yang hendak pulang ke desa mereka setelah berbelanja di Rantepao (salah satu kota besar di Tana Toraja).

Setelah 45 menit berlalu, salah satu penumpang di dalam bus meminta kepada supir bus untuk mampir ke pasar tempat jual beli babi. Bus pun berhenti di pasar itu selama 20 menit. Saya pikir, palingan juga si penumpang cuman mau beli potongan-potongan daging babi. Kok lama bener sih. Eh, gak taunya yang dibeli si penumpang adalah seekor babi hitam yang masih hidup. Hah, serius loe mau bawa tuh babi ke dalam bus?

Si babi diikat terlebih dahulu ke sepotong bambu. Lalu si supir dan si penjual babi menggotong babi malang itu ke belakang bus. Si babipun diikatkan ke pantat bus (bukan ditaruh di dalam bagasi). Babi itu pun menangis histeris minta tolong, mungkin juga nangis karena dipisahkan dari ibunya. Tangisan babi itu bisa didengar sepanjang perjalanan yang lumayan panjang. Grook... kaing, kaing, kaing grroook grook.

Pertamanya saya merasa hal ini sangat lucu dan fascinating. Lama-lama saya jadi merasa kasihan sama si babi yang terus-terusan menangis seperti orang yang disiksa sepanjang perjalanan bus yang panjang. Bener-bener baru liat pemandangan antik seperti ini. Jadi speechless dan stress juga.