Wednesday 13 July 2011

Horor di Dalam Gua

Tidak semua Orang Toraja yang sudah meninggal dikubur di dalam tanah. Ada juga Orang Toraja yang dikubur di dalam gua. Sebenarnya sih bukan dikubur tapi disimpan.

Setelah 'pesta pemakaman' selesai peti mati pun dibawa ke dalam sebuah kompleks pemakaman gua, dan disimpan di dalam gua tersebut.

Salah satu kompleks pemakaman gua di Tana Toraja adalah Gua Londa di sebelah utara Kota Makale, Tana Toraja. Konon, gua ini adalah kompleks pemakaman gua tertua di Tana Toraja.

Saya dan teman-teman bayar Rp 5000 masing-masing untuk tiket masuk. Berhubung di dalam gua sangat gelap, kita memerlukan lampu minyak untuk menerangi gua untuk bisa melihat isi gua.

Setelah melewati pintu masuk, banyak guide yang menawarkan service nya dan sekaligus membawakan lampu minyaknya. Rate mereka adalah Rp 25000 untuk sekali tour.

Berhubung teman-teman saya budget nya super strict akhirnya kami tidak menyewa guide. Kami pun masuk ke dalam gua hanya dengan menggunakan head lamp yang kami bawa.

Kebetulan orang yang baru masuk sebelum kami menyewa guide. Jadi pas di dalam gua saya sekalian nimbrung dengerin cerita si abang guide sambil numpang liat-liat pake lampu minyaknya si abang guide.

Hihihi duh... I feel like a stingy a$$.

Di dalam gua banyak tengkorak terserak di dinding gua, atap gua dan di lantai gua. Rupanya peti-peti kayu yang digunakan untuk menyimpan tubuh akhirnya rapuh dan pecah setelah bertahun-tahun lamanya. Alhasil, tengkorak pun berserakan di mana-mana.

Saya sih gak begitu serem liat tengkorak-tengkorak berserakan di dalam gua. Rasanya biasa ajah. Kami pun terus mengikuti si abang guide menyusuri gua yang gelap itu. Lalu dia pun bercerita bahwa ada lorong dari gua kanan yang bisa nyambung ke gua kiri, tapi harus merangkak.

Karena berbadan gede, saya akhirnya lewat pintu masuk depan gua saja.

Sebelum kami meninggalkan gua pertama, dia sudah bilang bahwa ada mayat yang baru disimpan di dalam gua 2 bulan yang lalu. "Tapi ada di gua sebelah" ujarnya. Okelah, siapa takut!

Setelah saya sampai di gua sebelah, memang benar ada sebuah peti kayu di dekat pintu masuk gua yang kelihatannya masih baru. Peti itu ditutupi sebuah kain putih.

Si abang guide dengan santai menarik kain itu dan menjelaskan kepada tamunya "Nah, ini orang mati baru masuk gua 2 bulan yang lalu".

Hiiiy!!!! Saya berteriak histeris (tapi hanya di dalam hati)! Saya sampe speechless karena shock berat. Di atas peti mati itu ternyata ada lubang kotak yang ditutup dengan kaca yang tembus pandang.

Dari kaca itu kita bisa melihat jelas wajah sang mayat yang ternyata adalah seorang pria.

Tubuhnya masih utuh, tapi wajahnya sudah menghitam, bibir dan bagian matanya sudah hitam kebiru-biruan campur sedikit hijau. Belatung pun sudah mulai berkeluaran dari dalam hidung si mayat.

Mayat yang sudah disuntik formalin, decomposing process nya lebih pelan walaupun peti mati telah ditutup selama berbulan-bulan.

Tamunya si abang guide pun langsung sibuk jeprat-jepret memfoto wajahnya sang mayat. What the f...?!

Saking shock nya saya gak bisa lihat pemandangan itu lagi dan saya langsung lari ke luar gua.

Baru kali ini saya melihat jelas mayat yang sedang decomposing. HOROR! INI HOROR NAMANYA!

Dalam hati saya bertanya, kenapa pula orang yang sudah meninggal jadi tontonan para turis seperti ini? Rupanya untuk penduduk setempat itu sudah biasa.

This is definitely something that has crossed my line. Anyways, who am I to say it's wrong?

Buktinya di China, mayat Mao Tze Dong di awetkan dengan formalin dan dipajang di dalam peti kaca di dalam sebuah museum untuk menjadi tontonan para pengunjung. Nasib seorang diktator :-p

No comments:

Post a Comment